P E L
A T I H ! ! !
Bagi
kita anak2 Paskibra Sosok yang satu ini tak asing lagi. Dia yang mengajarkan
kita gerakan-gerakan baris berbaris yang kita tidak tau menjadi tau, yang kita
tidak bisa menjadi bisa.
Terkadang
sepak terjangnya membuat kita tertawa, tapi tidak sedikit membuat kita dongkol,
kesal, bahkan terkadang membuat kita menangis jengkel dan tertekan. Yang bagi
kita sosok yang satu ini penentu apa, siapa dan dimana peran kita dalam Pasukan
atau bahkan dalam Organisasi.
Terkadang
kita merasakan ketidak adilan dari keputusan yang dia buat, ada perasaan
disisihkan, ada perasaan pilih kasih, bahkan tidak jarang kita merasa
keberadaan kita tidak dibutuhkan karena dia. Terlebih saat pembentukan pasukan
untuk Lomba atau pengibaran. Saat kita cape2 latihan, saat perasaan yang
dongkol karena dibentak-bentak, saat semuanya terasa berat, bukannya kita masuk
dalam tim tapi kita harus tersisih, saat itu kita sangat merasakan perlakuan
tidak adil, yang terkadang membuat kita berpikir buat apa kita tetap ada di
sini (Paskibra)
Di
balik itu semua, mungkin kita tidak menyadari dibalik sifat garangnya
"sang pelatih" di balik sifat kasarnya, mereka juga adalah seorang
manusia. mungkin kita tidak tau apa yang dia rasakan saat mendidik kita, apa
yang dia rasakan saat menentukan keputusan yang berujung mungkin akan
tersisihnya kita. Taukah kita di balik sikap kerasnya, ada seonggok hati
seperti kita, yang ingin keberadaannya diakui, yang ingin keberadaannya
disukai, dan yang ingin selalu menjadi yang terbaik buat kita semua para
adik-adik didiknya.
Kita
tidak pernah tau, terkadang dia harus menentukan keputusan yang sulit, yang
bahkan dengan keputusannya itu dia sadar akan dibenci oleh adik-adiknya. yang
dengan keputusannya dia akan kehilangan rasa kasih dari adik-adiknya. Manusia
mana yang tidak ingin di sukai dan dikagumi, manusia mana yang tidak ingin
disayangi, manusia mana yang mau dibenci orang yang ada disekelilingnya. Tapi
terkadang itulah yang harus didaptnya dari sebuah konswekuensi keptusan yang
dia ambil. Tapi demi hasil terbaik, yang itu semua kita juga yang nantinya
merasakan dan menikmatinya, dia rela mengesampingkan perasaannya dan apa
pandangan kita terhadapnya.
Tahukah
kita terkadang keadaan malah tidak adil bagi dirinya. Disaat kita
berhasil dan menjadi terbaik dalam sebuah kompetisi, saat itu yang orang tau
Kitalah yang terbaik dan semua atas usaha dan kemampuan kita menenggelamkan
satu sosok yang berada dibailk itu semua, tapi disaat kita gagal, bukan kita
yang disalahkan, "Sang Pelatih" lah yang dianggap tidak mampu dan
gagal dalam mendidik.
Bahagianya
adalah memiliki kita, kebanggaannya adalah saat kesuksesan kita, Mudah-mudahan
ini bisa bermanfaat bagi kita dan bisa mengubah pandangan kita pada sesosok
yang biasa kita sebut "PELATIH".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar